Berjabat tangan, sekilas bukan merupakan hal sulit. Namun sebuah penelitian di Inggris menyebutkan 70 persen orang memiliki sedikit “gangguan” saat melakukan aktivitas yang satu ini. Kebanyakan dari mereka kurang percaya diri saat melakukannya. Bahkan sebanyak 19 persen tak yakin apakah cara berjabat tangannya sudah benar atau belum. Selain itu, 56 persen orang yang merasa berjabat tangannya tak menyenangkan.
Ini menunjukkan bahwa berjabat tangan ternyata bukan hal yang mudah (meskipun berdasarkan penelitian, setiap orang rata-rata berjabat tangan sebanyak 15.000 kali sepanjang hayatnya).
Ini menunjukkan bahwa berjabat tangan ternyata bukan hal yang mudah (meskipun berdasarkan penelitian, setiap orang rata-rata berjabat tangan sebanyak 15.000 kali sepanjang hayatnya).
Adalah Profesor Geoffrey Beattie dari University of Manchester, Inggris yang melakukan penelitian kualitas berjabat tangan ini.Dari penelitiannya itu ia menemukan rumus mengenai berjabat tangan terbaik.
PH = (e2 + ve2)(d2) + (cg + dr)2 + ?{(4<s>2)(4<p>2)}2 + (vi + t + te)2 + {(4<c>2 )(4<du>2)}2
Bagaimana cara menghitungnya? Anda tinggal mengganti saja komponen-komponen dari rumus itu dengan kualitas masing-masing saat berjabat tangan.
-(e) = kontak mata (1= tak ada kontak mata, 5= kontak mata langsung) – nilai yang diperlukan5.
-(ve) = ucapan salam ( 1= tidak wajar, 5 = wajar) – 5.
-(d) = senyum Duchenne yaitu senyum sempurna yang membuat sudut mulut terangkat sehingga menimbulkan kerut di seputar mata dan simetris antara wajah bagian kiri dan kanan (1= jika senyum bukan senyum Duchenne, 5= senyum Duchenne sempurna) – 5.
-(cg) = kesempurnaan genggaman (1= tak sempurna/misalnya hanya bersentuhan separuh telapak tangan,5=bisa menggenggam dengan sempurna) – 5.
-(dr) = kelembaban tangan (1=lembab, 5=kering) – 4.
-(s) = kekuatan (1 = lemah, 5= menggenggam kuat) – 3.
-(p) = posisi tangan (1= di belakang badan sendiri, 5=berada di jangkauan lawan dan nyaman melakukannya) – 3.
-(vi) = tenaga (1=terlalu rendah/terlalu kuat, 5=sedang) – 3.
-(t) = suhu tangan (1=terlalu dingin/terlalu panas, 5=sedang) – 3.
-(te) = tekstur tangan (1=terlalu keras/terlalu lunak/halus, 5=sedang) – 3.
-©= kontrol (1= rendah, 5 = tinggi) – 3.
-(du) = durasi (1=sebentar, 5= lama) – 3.
-(ve) = ucapan salam ( 1= tidak wajar, 5 = wajar) – 5.
-(d) = senyum Duchenne yaitu senyum sempurna yang membuat sudut mulut terangkat sehingga menimbulkan kerut di seputar mata dan simetris antara wajah bagian kiri dan kanan (1= jika senyum bukan senyum Duchenne, 5= senyum Duchenne sempurna) – 5.
-(cg) = kesempurnaan genggaman (1= tak sempurna/misalnya hanya bersentuhan separuh telapak tangan,5=bisa menggenggam dengan sempurna) – 5.
-(dr) = kelembaban tangan (1=lembab, 5=kering) – 4.
-(s) = kekuatan (1 = lemah, 5= menggenggam kuat) – 3.
-(p) = posisi tangan (1= di belakang badan sendiri, 5=berada di jangkauan lawan dan nyaman melakukannya) – 3.
-(vi) = tenaga (1=terlalu rendah/terlalu kuat, 5=sedang) – 3.
-(t) = suhu tangan (1=terlalu dingin/terlalu panas, 5=sedang) – 3.
-(te) = tekstur tangan (1=terlalu keras/terlalu lunak/halus, 5=sedang) – 3.
-©= kontrol (1= rendah, 5 = tinggi) – 3.
-(du) = durasi (1=sebentar, 5= lama) – 3.
Jika ingin mendapatkan kualitas jabat tangan sempurna maka secara saintifik, seluruh parameter itu harus bernilai 5. Namun pada praktiknya, tak perlu sesempurna itu. Menurut teori itu, nilai seperti digambarkan dengan angka di belakang penjelasan tiap komponennya sudah cukup bagus.Bahkan tanpa menghitungnya, dengan memahami apa makna jabat tangan itu, jabat tangan terbaik sudah bisa dilakukan. Yang penting, kita percaya diri saat melakukannya dan tak membuat tangan kita atau tangan lawan jabatan tangan kita sakit karenanya.
No comments:
Post a Comment