TAO SILALAHI
Bila anda mengunjungi Kabupaten Dairi, mungkin salah satu tempat yang ingin anda kunjungi adalah Taman Wisata Iman (TWI) Sitinjo yang merupakan salah satu objek wisata di daerah itu.
Namun sebenarnya Dairi masih memiliki potensi wisata yang juga sangat indah yang kaya pesona dan menyimpan banyak “rahasia alam” namun belum begitu dik
elola dengan maksimal sehingga kawasan wisata Danau (Tao dalam bahasa Batak-red) Silalahi dan Desa Silalahi namanya tidak “setenar” TWI.
Bila anda mengunjungi Kabupaten Dairi, mungkin salah satu tempat yang ingin anda kunjungi adalah Taman Wisata Iman (TWI) Sitinjo yang merupakan salah satu objek wisata di daerah itu.
Namun sebenarnya Dairi masih memiliki potensi wisata yang juga sangat indah yang kaya pesona dan menyimpan banyak “rahasia alam” namun belum begitu dik
elola dengan maksimal sehingga kawasan wisata Danau (Tao dalam bahasa Batak-red) Silalahi dan Desa Silalahi namanya tidak “setenar” TWI.
Indah dan menakjubkan, kata-kata itu pasti akan terucap dari mulut pengunjung yang baru pertama kali melihat Danau Silalahi yang terletak di Desa Silalahi Kecamatan Silahi Sabungan Kabupaten Dairi.
Betapa tidak, danau yang merupakan bagian dari Danau Toba itu ternyata memiliki hamparan pantai yang sangat indah dan desa di sekitarnya menyimpan banyak cerita khas serta legenda-legenda Batak.
Hamparan pantai indah yang terbentang di sepanjang sisi pantai Danau Silalahi diperkirakan mencapai 28 Km sehingga sangat potensial untuk dijadikan arena olahraga pantai seperti volly pantai.
Betapa tidak, danau yang merupakan bagian dari Danau Toba itu ternyata memiliki hamparan pantai yang sangat indah dan desa di sekitarnya menyimpan banyak cerita khas serta legenda-legenda Batak.
Hamparan pantai indah yang terbentang di sepanjang sisi pantai Danau Silalahi diperkirakan mencapai 28 Km sehingga sangat potensial untuk dijadikan arena olahraga pantai seperti volly pantai.
Dalam suatu perbincangan dengan Kepala Bidang Pariwisata, Dinas Keparhub Dairi Drs Pardamean Silalahi di suatu penginapan sederhana di Desa Silalahi belum lama ini terungkap, keunikan dan “rahasia alam” yang terdapat di Danau Silalahi dan Desa Silalahi sangat banyak.
Mulai dari palung terdalam di dunia dengan kedalaman 905 meter, Danau Silalahi yang berjarak 128 Km dari Kota Medan, juga kaya akan hasil ikan air tawar (ikan mas dan mujair-red), yang kelezatan dan proteinnya menurut masyarakat setempat melebihi ikan sejenis yang berasal dari Vietnam dan Thailand.
Pesona lainnya yang dimiliki Danau Silalahi, setiap tahunnya biasanya antara bulan Juni-Juli, ombak di danau tersebut mencapai tinggi 60-70 meter akibat tiupan angin kencang.
Pesona lainnya yang dimiliki Danau Silalahi, setiap tahunnya biasanya antara bulan Juni-Juli, ombak di danau tersebut mencapai tinggi 60-70 meter akibat tiupan angin kencang.
“Pemandangan ombak tersebut biasanya dinantikan banyak turis baik lokal maupun mancanegara yang sengaja datang untuk menyaksikan keindahan ombak tersebut,” kata Silalahi.
Drs Pardamean Silalahi menyebutkan, Bupati Dairi DR MP Tumanggor sebenarnya memberikan perhatian yang sangat besar untuk mempromosikan dan mengembangkan Danau Silalahi menjadi salah satu objek wisata yang diminati dan ramai dikunjungi wisatawan.
Drs Pardamean Silalahi menyebutkan, Bupati Dairi DR MP Tumanggor sebenarnya memberikan perhatian yang sangat besar untuk mempromosikan dan mengembangkan Danau Silalahi menjadi salah satu objek wisata yang diminati dan ramai dikunjungi wisatawan.
“Bupati Dairi dalam rangka promosi sering membawa tamu-tamunya termasuk para pejabat pemerintah baik dari Propinsi Sumatera Utara maupun pejabat pemerintah pusat untuk mengunjungi Danau Silalahi,” paparnya.
Memang saat ini banyak kendala yang dihadapi untuk mengembangkan Danau Silalahi menjadi kawasan wisata yang diminati wisatawan, seperti minimnya sarana penginapan serta perlunya penanganan kerusakan jalan antara Lae Pondom - Desa Silalahi sepanjang 9 Km.
Saat ini di Desa Silalahi hanya terdapat 2 tempat penginapan masing-masing Mess Pemkab Dairi dengan 18 kamar dan 2 hotel melati dengan fasilitas 20 kamar.
Saat ini di Desa Silalahi hanya terdapat 2 tempat penginapan masing-masing Mess Pemkab Dairi dengan 18 kamar dan 2 hotel melati dengan fasilitas 20 kamar.
Selain itu bila saja dermaga ferry dibangun di Desa Silalahi sehingga kapal-kapal dari Parapat/Danau Toba dapat langsung merapat ke desa tersebut, diyakini akan banyak wisatawan yang berminat untuk menikmati keindahan Danau Silalahi serta berbagai keunikan dan cerita khas di Desa Silalahi.
Anggota DPRD Dairi Pardomuan Nauli Simanjuntak sangat mendukung pengembangan kawasan wisata Silalahi, dan menganjurkan agar Dinas Keparhub Dairi membuat semacam Pusat Informasi Wisata di Taman Wisata Iman (TWI) Sitinjo, sehingga potensi wisata yang ada di Dairi, termasuk Danau dan Desa Silalahi dapat disebar luaskan baik melalui brosur, maupun penjelasan yang diperoleh di Pusat Informasi Wisata kepada para pengunjung di TWI.
Anggota DPRD Dairi Pardomuan Nauli Simanjuntak sangat mendukung pengembangan kawasan wisata Silalahi, dan menganjurkan agar Dinas Keparhub Dairi membuat semacam Pusat Informasi Wisata di Taman Wisata Iman (TWI) Sitinjo, sehingga potensi wisata yang ada di Dairi, termasuk Danau dan Desa Silalahi dapat disebar luaskan baik melalui brosur, maupun penjelasan yang diperoleh di Pusat Informasi Wisata kepada para pengunjung di TWI.
“TWI kan saat ini ramai dikunjungi wisatawan, namun setelah dari TWI kebanyakan pengunjung bingung mau kemana, sehingga ada baiknya Danau Silalahi dan Desa Silalahi juga dipromosikan sehingga para wisatawan dapat juga menikmati kawasan wisata tersebut,” harap Simanjuntak.
Sangat disayangkan memang Danau Silalahi dan Desa Silalahi yang menyimpan banyak pesona alam dan budaya, belum ditata dengan maksimal dan kurang mendapat perhatian dalam pengembangannya, sehingga “rahasia alam” yang terkandung di dalamnya belum diketahui banyak orang dan hanya menjadi “mutiara yang terpendam”.
Sangat disayangkan memang Danau Silalahi dan Desa Silalahi yang menyimpan banyak pesona alam dan budaya, belum ditata dengan maksimal dan kurang mendapat perhatian dalam pengembangannya, sehingga “rahasia alam” yang terkandung di dalamnya belum diketahui banyak orang dan hanya menjadi “mutiara yang terpendam”.
Semoga saja “mutiara yang terpendam” di Danau dan Desa Silalahi dapat “diangkat” oleh Pemkab Dairi dan Pempropsu sehingga dapat menjadi “primadona” daerah tujuan wisata di tanah air dan menjadi kebanggaan masyarakat Dairi dan Sumatera Utara.
Taman Wisata Iman, Kabupaten Dairi
TAMAN Wisata Iman (TWI) Kabupaten Dairi dibangun pada akhir rahun 1990-an, memiliki,luas wilayah 10 hektare (ha) yang sebelumnya merupakan areal hutan alang-alang, kini berubah menjadi tempat sakral. Lokasinya yang berada di atas tanjakan dikelilingi hutan pinus dan menjadi maskot ibukota Kabupaten Dairi, Sidikalang.Taman Wisata Iman berada dalam Kota Sidikalang pada ketinggian puncak perbukitan membentuk aksara. “S”, Sitinjo dan berlatar belakang nun jauh di sana Kota Sumbul yang dikelilingi ribuan hektare areal persawahan padi petani yang tampak menguning.
Awal memasuki areal TWI Dairi disertai semilirnya angin pengunungan, layaknya mengelus wajah ketika kita berdiri, disambut gerbang empat pilar agama di Indonesia. Di sisi miniatur Ka’bah kompleks religi Islam, terkesan inilah naturalisme karunia Ilahi yang tiada bandingannya. Kemudian pandangan mata, menyapu rentetan miniatur religius Buddha, Kristen, Hindu berlatar belakang lembah dan hutan pinus, seolah merangkaikan kata-kata, “Indahnya Hidup Berdampingan”.
Kemudian disambut keberadaanm Kuil Sadhayana kompleks Buddha. Kuil ini, pernah diramaikan dengan perayaan Waisak yang dihadiri 1.500 umat Buddha, tidak saja umat Buddha dari Sumatera Utara, tetapi juga dari Pulau Penang, Malaysia.
Wisatawan Buddha asal Malaysia, menyatakan kekagumannya dengan bentuk Vihara WTI Dairi, disebutkan lokasi ini sangat sulit ditemukan. Apalagi menurut keyakinan Buddha, betapa Buddha Maha Agung Sidharta Gautama dilahirkan di hutan pinus. Keberadaan Kuil Sadhayana di TWI Dairi merupakan mukjizat dan memiliki keistimewaan tersendiri.
Stupa dan beberapa ornament vihara sengaja didatangkan dari India mau pun China. Sedangkan patung Maha Agung Sidharta Gautama terbuat dari batu gunung dikerjakan di Prumpun dekat Semarang, Jawa tengah. Vihara TWI Dairi akan menjadi pusat ibadah Buddha bagi pewisata dari dalam dan mancanegara. Kompleks vihara akan dijaga para Biksu untuk melayani umat Buddha untuk beribadah.
SEMILIRNYA terpaan angin serasa tidak kenal henti, menelusuri ruas jalan aspal di tengah hutan pinus. Pohon cherry yang berjajar di sepanjang jalan diramaikan dengan kicauan burang yang terbang dari satu pohon ke pohon lain menjadi pemandangan yang asri. Kemudian pengunjung diperlihatkan pada patung Abraham yang menghunuskan pedang untuk menyembelih putranya.
Awal memasuki areal TWI Dairi disertai semilirnya angin pengunungan, layaknya mengelus wajah ketika kita berdiri, disambut gerbang empat pilar agama di Indonesia. Di sisi miniatur Ka’bah kompleks religi Islam, terkesan inilah naturalisme karunia Ilahi yang tiada bandingannya. Kemudian pandangan mata, menyapu rentetan miniatur religius Buddha, Kristen, Hindu berlatar belakang lembah dan hutan pinus, seolah merangkaikan kata-kata, “Indahnya Hidup Berdampingan”.
Kemudian disambut keberadaanm Kuil Sadhayana kompleks Buddha. Kuil ini, pernah diramaikan dengan perayaan Waisak yang dihadiri 1.500 umat Buddha, tidak saja umat Buddha dari Sumatera Utara, tetapi juga dari Pulau Penang, Malaysia.
Wisatawan Buddha asal Malaysia, menyatakan kekagumannya dengan bentuk Vihara WTI Dairi, disebutkan lokasi ini sangat sulit ditemukan. Apalagi menurut keyakinan Buddha, betapa Buddha Maha Agung Sidharta Gautama dilahirkan di hutan pinus. Keberadaan Kuil Sadhayana di TWI Dairi merupakan mukjizat dan memiliki keistimewaan tersendiri.
Stupa dan beberapa ornament vihara sengaja didatangkan dari India mau pun China. Sedangkan patung Maha Agung Sidharta Gautama terbuat dari batu gunung dikerjakan di Prumpun dekat Semarang, Jawa tengah. Vihara TWI Dairi akan menjadi pusat ibadah Buddha bagi pewisata dari dalam dan mancanegara. Kompleks vihara akan dijaga para Biksu untuk melayani umat Buddha untuk beribadah.
SEMILIRNYA terpaan angin serasa tidak kenal henti, menelusuri ruas jalan aspal di tengah hutan pinus. Pohon cherry yang berjajar di sepanjang jalan diramaikan dengan kicauan burang yang terbang dari satu pohon ke pohon lain menjadi pemandangan yang asri. Kemudian pengunjung diperlihatkan pada patung Abraham yang menghunuskan pedang untuk menyembelih putranya.
Patung Abraham, merupakan miniatur sumbangan para camat se-Kabupaten Dairi, Sebagai gambaran kesetiaan anak terhadap sang ayah. Setidak-tidaknya terdapat 14 miniatur patung yang menggambarkan Yesus Kristus sejak kelahirannya hingga ia disalibkan, memiliki makna religius dan pesan-pesan agamais terhadap penganutnya.
Bukit Golgota dengan 3 salib setinggi 15 meter menjadi tempat paling ramai dikunjungi para peziarah umat Kristiani. Tepat di bawah salib yang terlihat jelas dari Kota Sidikalang mau pun Kota Sumbul, tampak patung Bunda Maria berada di dalam gua. Vas bunga di kaki patung tidak pernah kosong, selalu diisi peziarah. Jalan menurun dengan miniatur jembatan membelah dua sungai, Lae Pendaroh bangunan gereja megah dan asrama penginapan, merupakan tujuan akhir peziarah untuk memanjatkan doa.
Jalan masih menanjak sebelah kiri berdiri Pura Hindu, pura dengan ornament khas Bali dan Hindu Tamil, India. Letaknya sangat strategis. Bila melepaskan pandangan mata, masih terasakan desiran angin menjurus ke Kota Sumbul. Ketika berdiri di antara dua pilar ornamen Bali, tatapan mata bagai tertahan menyaksikan nun jauh di sana, Bukit Barisan nan hijau.
MEMASUKI kompleks Islam disambut keberadaan menara Masjid Madinah, Ka’abah dan bangunan asrama penginapan. Areal lapangan yang tidak jauh dari bangunan ornamen tersebut, sering digunakan untuk acara keagamaan. Lapangan ini juga sering digunakan sebagai lapangan pendaratan pesawat helicopter, tidak saja para pejabat tetapi juga tamu-tamu dari luar negeri. Lapangan uni juga dapat digunakan acara manasik haji. Perwiritan dari perayaan keagamaan antaranya, Musabaqah Tilawatil Qur’an mau pun khatam Qur’an..
Di dalam lokasi TWI Dairi, tersedia bangunan penginapan dengan 17 kamar. Tiap kamar bisa menampung untuk kapasitas 6 orang. Penginapan ini juga dipersiapkan untuk bisa digunakan untuk pengobatan dan penyembuhan secara mental penderita narkoba.
Berdirinya TWI Dairi yang sebelumnya merupakan areal hutan alang-alang yang kemudian berubah menjadi sentra wisata religius, dimungkinkan keterpaduan bantuan dari PTPN, pengusaha, BUMN mau pun dari kalangan perbankan, khususnya Bank Sumut. Sementara sumbangan pribadi, antaranya dari Taufik Kiemas dan Togar Sianipar.
Banyak kalangan mengatakan, betapa lokasi TWI Dairi ini sangat spektakuler. Pesan-pesan khusus dari lokasi ini mengisyaratkan, betapa indahnya hidup berdampingan, keragaman agama pada bangsa Indonesia, menjadi kekuatan jika bersatu-padu. Intinya, dengan saling menghormati dan menghargai antar sesamanya merupakan modal dasar terbinanya persatuan dan kesatuan yang kuat dan kukuh.
No comments:
Post a Comment